Naskah yang disebut The Massachusetts Review (Autumn, 1999) sebagai “The Most Significant English Language Play of the 20th Century” Waiting for Godot adalah naskah klasik karya Samuel Beckett tentang penantian oleh dua sahabat karib, Vladimir dan Estragon. Dua sahabat ini menunggu Godot, sesuatu yang tidak jelas sampai akhir cerita. Apakah Godot itu manusia, dewa, Tuhan, penyelamat, uang, atau binatang.
Keduanya sepakat menunggu Godot. Sambil menunggu itu, mereka ngobrol, berdebat, kadang sampai bertengkar meributkan sesuatu yang tidak jelas. Ironisnya, mereka meributkan tentang apa yang sebaiknya dilakukan namun kemudian tidak melakukan apa-apa. masalah pun tetap ada. Dan ketika masalah itu terus terjadi dan makin parah,
Vladimir dan Estragon pun demikian. Mereka berdebat tentang rencana tidur selama menunggu Godot namun kemudian tidak jadi tidur karena takut Godot akan datang dan mereka tidak tahu kedatangannya. Mereka sepakat akan menggantung diri karena frustasi menunggu Godot yang tak kunjung datang. Namun rencana ini batal karena mereka tidak menemukan kata sepakat tentang siapa yang harus pertama kali bunuh diri. Begitu selalu. Mereka sibuk berdebat tanpa berbuat.
Di antara diskusi, debat, dan pertengkaran itu, muncul tokoh Pozzo dan Lucky. Pozzo, yang mereka pikir adalah Godot, ternyata penguasa lalim yang menguasai si budak Lucky.
Sadar bahwa Pozzo orang lalim, Vladimir dan Estragon sepakat untuk menolong Lucky. Tapi ya begitu, keduanya sibuk bertengkar dengan suara menggelegar memecahkan ruangan tentang bagaimana caranya menolong Lucky. Namun ketika Pozzo berlalu dengan Lucky masih terikat oleh tali, dua sahabat itu masih sibuk berdebat.
Pementasan berakhir dengan tragedi. Ketika waktu terurs berlalu, wajah dua sahabat itu makin keriput dan rambutnya memutih, Godot yang ditunggu tak kunjung tiba. Lalu ketika datang seseorang, yang lagi-lagi mereka pikir adalah Godot, ternyata orang itu adalah malaikat kematian.
Maka, hingga kematian itu menjemput, Godot tidak pernah datang. Menunggu Godot tidak hanya menunggu ketidakpastian, dia juga kesia-siaan..
Filed under: SAMBIL REHAT | Tagged: godot Samuel Beckett | 1 Comment »